Jumat, 08 Januari 2010

Din : Gus Dur lebih pantas di sebut tokoh pendorong Demokrasi

Jakarta - Prof.Dr. Din Syamsudin setuju Almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendapat gelar pahlawan nasional. Gus Dur banyak berjasa pada negara terutama untuk kemajuan demokrasi. “Gus Dur selama ini disebut-sebut sebagai tokoh pluralism tapi menurut saya Gusdur lebih tampil sebagai pendorong domokrasi Indonesia dari pada tokoh Pluralisme”. Ungkap Din Syamsudin dalam acara 'Refleksi Awal Tahun CDCC' (Centre for Dialoque and Co-operation among civilization) di Jl Kemiri No 20, Jakarta, Rabu (6/1/2010).

Selanjutnya, Din menjelaskan alas an Gus Dur lebih pantas disebut Tokoh Pendorang Demokrasi, “karena selain pluralism kemajemukan ini, sebenernya sudah menjadi isu lama, bahkan sejak Indonesia ada dengan adanya motto bangsa bhineka tunggal Ika. Hal tersebut menegaskan bahwa kita adalah bangsa yang majemuk/ Plural” Jelas Pendiri CDCC yang juga Ketua Umum PP Muhammadiyah.

Kemudian, Din Syamsudin menegaskan tentang kandungan pluralism, “Oleh karena itu yang sepatutnya diberi anugrah sebagai kelompok pluralism adalah yang mengusulkan istilah bhineka tunggal Ika yaitu bung karno ataupun Muh. Yamin. Karena istilah itu sangat penting dan berpengaruh sebagai bangsa Indonesia. Dengan konsep bhineka tunggal Ika yang kemudian menjadi motto bangsa ini relative perbedaan suku dan Ras dapat kita jaga bersama. Tegasnya