Jumat, 16 Juli 2010

Bedah Novel Sang Pencerah dan Jumpa Pemeran Film Sang Pencerah

Muhammadiyah Karawang bekeja sama dengan MIZAN akan menggelar
BEDAH NOVEL SANG PENCERAH  Karya Akmal Nasery Basral 
DAN JUMPA PEMERAN FILM SANG PENCERAH. Karya Sutradara Hanung Bramantiyo

Waktu & Tempat 
Ahad, 25 Juli 2010
Gedung Dakwah Muhammadiyah Karawang
( Jl.KH.Ahmad Dahlan No.10 Kaum I Karawang / Belakang Masjid Agung Karawang )

Acara :
1. Ekplorasi Novel Sang Pencerah oleh Dr. Abdul Mu'ti ( PP.Muhammadiyah )
2. Bincang-bincang bersama artis pemeran film Sang Pencerah
3. Talk Show
4. Pembagian door prize

Peserta :
Peserta adalah umum, dan tidak dikenakan biaya kepesertaan ( GRATIS ).

Informasi :
Enda Rahmat ( 08159485682 )
Ikmal Maulana ( 08568266602 )
Tirta ( 085814214059 )

Email : muhikarawang@ymail.com / ikmalmaulana@gmail.com
Facebook : www.facebook.com/muhikarawang   atau www.facebook.com/kangikmal

Selasa, 23 Maret 2010

Muhammadiyah Karawang Buka Posko Bantuan Banjir

Gedung Dakwah Muhammdiyah Darul Arqom Karawang yang berlokasi di Jl.KH.Ahmad Dahlan No. 10 Kaum 1 Karawang kini hampir tidak mampu menampung korban bencana banjir yang mencapai 300 orang lebih. Tempat penampungan sementara korban banjir ini sekaligus menjadi posko bantuan korban banjir. Korban yang di evakuasi berasal dari Poponcol, Anjun, dan Gempol Rawa.

Senin, 08 Februari 2010

Tragedi Kiyai Liberal, Akhir Hayatnya Memilukan

“Apa!? kamu hamil?!” Pak tua itu terbelalak mendengar pengakuan putri bungsu yang dicintainya. Dia langsung berdiri dan memburu ke arah sang putri, mengangkat tangannya tinggi-tinggi, siap mendaratkan tamparannya, tapi…
“Jangan Paa… sabaar..!” istrinya menjerit sambil berusaha menghalangi dengan memeluk erat tubuh gadis kesayangannya. Sang bapak pun mengurungkan niatnya, tapi nampak jelas kemarahan dan kekecewaan luar biasa menguasai dirinya. Tubuhnya bergetar, matanya merah melotot, menatap tajam ke arah putrinya.

Jumat, 08 Januari 2010

Din : Gus Dur lebih pantas di sebut tokoh pendorong Demokrasi

Jakarta - Prof.Dr. Din Syamsudin setuju Almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendapat gelar pahlawan nasional. Gus Dur banyak berjasa pada negara terutama untuk kemajuan demokrasi. “Gus Dur selama ini disebut-sebut sebagai tokoh pluralism tapi menurut saya Gusdur lebih tampil sebagai pendorong domokrasi Indonesia dari pada tokoh Pluralisme”. Ungkap Din Syamsudin dalam acara 'Refleksi Awal Tahun CDCC' (Centre for Dialoque and Co-operation among civilization) di Jl Kemiri No 20, Jakarta, Rabu (6/1/2010).

Selanjutnya, Din menjelaskan alas an Gus Dur lebih pantas disebut Tokoh Pendorang Demokrasi, “karena selain pluralism kemajemukan ini, sebenernya sudah menjadi isu lama, bahkan sejak Indonesia ada dengan adanya motto bangsa bhineka tunggal Ika. Hal tersebut menegaskan bahwa kita adalah bangsa yang majemuk/ Plural” Jelas Pendiri CDCC yang juga Ketua Umum PP Muhammadiyah.

Kemudian, Din Syamsudin menegaskan tentang kandungan pluralism, “Oleh karena itu yang sepatutnya diberi anugrah sebagai kelompok pluralism adalah yang mengusulkan istilah bhineka tunggal Ika yaitu bung karno ataupun Muh. Yamin. Karena istilah itu sangat penting dan berpengaruh sebagai bangsa Indonesia. Dengan konsep bhineka tunggal Ika yang kemudian menjadi motto bangsa ini relative perbedaan suku dan Ras dapat kita jaga bersama. Tegasnya