Senin, 19 Oktober 2009

KH. Ahmad Dahlan: Kuberi Nama Muhammadiyah

“Usaha berjuang dan beramal tersebut aku lakukan dengan mendirikan persyarikatan yang aku beri nama Muhammadiyah. Dengan itu aku berharap kepada seluruh umat yang berjiwa Islam akan selalu tetap mencintai junjungan Nabi Muhammad dengan mengamalkan segala tuntunan dan perintahnya.”



Sumber:

Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

KH. Ahmad Dahlan: Kutitipkan Muhammadiyah

KH. Ahmad Dahlan berkata:

“Mengingat keadaan tubuhku kiranya aku tidak lama lagi akan meninggalkan anak-anakku semua sedangkan aku tidak memiliki harta benda yang bisa kutinggalkan kepadamu. Aku hanya memiliki Muhammadiyah yang akan kuwariskan kepadamu sekalian.”


“Karena itu, aku titipkan Muhammadiyah ini kepadamu sekalian dengan penuh harapan agar engkau sekalian mau memelihara dan menjaga Muhammadiyah itu dengan sepenuh hati agar Muhammadiyah bisa terus berkembang selamanya.”



Sumber:

Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

KH. Ahmad Dahlan: Teruslah Menuntut Ilmu Pengetahuan & Kembali Kepada Muhammadiyah

“Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada masa mendatang. Karena itu hendaklah warga muda-mudi Muhammadiyah hendaklah terus menjalani dan menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan (dan teknologi) di mana dank e mana saja. Menjadilah dokter sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah master, insinyur, dan (propesional) lalu kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu.”



Sumber:

Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

KH. Ahmad Dahlan: Muhammadiyah Untuk Semua

Menjaga dan memelihara Muhammadiyah bukanlah suatu perkara yang mudah. Karena itu aku senantiasa berdoa setiap saat hingga saat-saat terakhir aku akan menghadap kepada Illahi Rabbi. Aku juga berdoa berkat dan keridlaan serta limpahan rahmat karunia Illahi agar Muhammadiyah tetap maju dan bisa memberikan manfaat bagi seluruh ummat manusia sepanjang sejarah dari zaman ke zaman.”

Sumber:

Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

Nasehat KH. Ahmad Dahlan: Kewajiban Setiap Manusia

“Aku ini sudah tua, berusia lanjut, kekuatanku pun sudah sangat terbatas. Tapi, aku tetap memaksakan diri memenuhi kewajibanku beramal, bekerja, dan berjuang untuk menegakkan dan menjunjung tinggi perintah tuhan. Aku sangat yakin seyakin-yakinnya bahwa memperbaiki urusan yang terlanjur salah dan disalahgunakan atau diselewengkan adalah merupakan kewajiban setiap manusia, terutama kewajiban umat Islam.”



Sumber:

Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

KH. Ahmad Dahlan: Semangat Ber-Muhammadiyah

KH. Ahmad Dahlan Berkata:

“Mengapa engkau begitu bersemangat saat mendirikan rumahmu agar cepat selesai, sedangkan gedung untuk keperluan persyarikatan Muhammadiyah tidak engkau perhatikan dan tidak segera diselesaikan?”



Sumber:

Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

Tulisan di Papan Tulis Dekat Tempat Tidur KH. Ahmad Dahlan

“Hai Dahlan, sungguh di depanmu pasti kau lihat perkara yang lebih besar dan mematikan, mungkin engkau selamat atau sebaliknya akan tewas.

Hai Dahlan, bayangkan kau sedang berada di dunia ini sedirian beserta Allah dan dimukamu ada kematian, pengadilan amal, surga, dan neraka. Coba kau piker, mana yang paling mendekati dirimu selain kematian. Mereka yang menyukai dunia bisa memperoleh dunia walaupun tanpa sekolah. Sementara yang sekolah dengan sungguh-sungguh karena mencintai akhirat ternyata tidak pernah naik kelas. Gambaran ini melukiskan orang-orang yang celaka di dunia dan akhirat sebagai akibat dari tidak bisa mengekang hawa-nafsunya. Apakah kau tidak bisa melihat orang-orang yang mempertuhankan hawa nafsu?”


Sumber:

Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

E-Book Pilihan

Kitab Riyadhus Shalihin Jilid 1

13 Juni 2009 at 15:47 | In e-book | Leave a Comment

Klik judul buku di bawah ini

r-shalihin-book-1


Kitab Riyadhus Shalihin Jilid 2

13 Juni 2009 at 15:36 | In e-book | 1 Comment

Klik judul buku di bawah ini

riyadhus-salihin-2


Cerita Tentang KH. Ahmad Dahlan Catatan H. Muhammad Syoedjak

13 Juni 2009 at 15:26 | In e-book | Leave a Comment

Klik judul buku di bawah ini

Catatan_Kyai_Soedjak

Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah

13 Juni 2009 at 15:19 | In e-book | Leave a Comment

Klik judul buku di bawah ini

hpt-muhammadiyah

Materi Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah di Kampus

13 Juni 2009 at 15:08 | In e-book | Leave a Comment

Klik judul buku di bawah ini

materi-gjdj-di-kampus


Pedoman BerMuhammadiyah

13 Juni 2009 at 14:51 | In e-book | Leave a Comment

Klik judul buku di bawah ini

pedoman-bermuhammadiyah


Mengenal dan Menjadi Muhammadiah

13 Juni 2009 at 14:26 | In e-book | Leave a Comment

Klik judul buku di bawah ini

mengenal-menjadi-muhammadiyah





Minggu, 18 Oktober 2009

Profile Muhammadiyah Karawang

Mohon maaf sedang dalam update




Sekretariat

Sekretariat
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Karawang

Kantor :
Gedung Dakwah Muhammadiyah Karawang
Jl.KH.Ahmad Dahlan No.10 Kaum 1 Karawang 41311

Telp & Fax :
( 0267 ) 406621 / 406273

E-mail :
muhikarawang@ymail.com




Amal Usaha

Amal Usaha
Pimpinan Daerah Muhammadiyah
Kabupaten Karawang


Bidang Sosial :

  1. Balai Kesejahteraan Sosial Darul Arqom, Jl.KH.Ahmad Dahlan No.10 Kaum 1 Karawang
  2. Panti Asuhan Muhammadiyah, Gempol Rawa Karawang

Bidang Pendidikan :

  1. SMP Muhammadiyah Karawang
  2. SMA Muhammadiyah Karawang
  3. SMP Muhammadiyah Kotabaru
  4. SMA Muhammadiyah Kotabaru
  5. SMK Muhammadiyah Kotabaru
  6. STT Muhammadiyah Karawang



Pimpinan Muhammadiyah Karawang

Struktur Organisasi
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab.Karawang
Periode 2005 - 2010


Ir.Risza Affiat, MM
Ketua Umum

Drs.H. Nana Morana
Wakil Ketua I

Moh.Nashim
Wakil Ketua II

Drs.Arod Rodiat
Wakil Ketua III

Drs.H.Ahmad Musodiq, MM
Wakil Ketua IV

Drs. Maman Kosman
Sekretaris Umum

Muhajir Affandi
Wk.Sekretaris

H.Hasanudin, B.Sc
Bendahara Umum

Drs.H.Prabowo Hadi, MM
Wk.Bendaraha


Majelis Tarjih & Tajdid :
H.Solihin MS
Drs.H.Ridwan

HM.Satori Firmansyah
Drs.Abad Badruzaman
Ali Ahmad Solihin

Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah ( Dikdasmen )
Drs.H.Aminudin AM
Syarifudin, S.Pd.I
Drs.Dwi Setiono Agus, M.Pd
Drs. H.Dedeng Huzaeni, M.Pd
Drs.Mirzak Setiawan
Ir.Suyono

Majelis Pendidikan Kader ( MPK )
E.Rahmat, S.Pd
Toto Suharto, SE
Ikmal Maulana, S.Kom
Yadi Suryadi, SE
Dani Setiadi, SE
Kosim Nurseha
Hanafi, SE

Majelis Tablig dan Dakwah Khusus ( MTDK )
Drs.Khaerul Iskandar
Tarman Abdurahman, S.Ag
Yudi Wahyudi, S.Ag
Ahmad Solehudin, SE

Majelis Wakaf dan ZIS
H.Endang Priatna, BA
Ateng Daming, S.Ag
Drs.Marwaludin
Kristianto, SIP
H.Enjang Hamami, BA
Wawan Ridwan Rasyid

Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
Ir. H.Yayan Mulyana, S.Si
Ir.Ade Sofyan, MM
Ir.Bambang Maryono
M.Soleh, S.Kom
D.Fatah Yazry, S.Pd

Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat ( MKKM )
Edi Suwandi
Ir.Didi Sarbini
D.Dahlan Sahidi, B.Sc
Jumri Dahlan
dr.Susilo

Majelis Pemberdayaan Masyarakat ( MPM )
Dedi Priatna, S.Pd
Wahyono, S.Pd.I
Helmy Fuad
Ade Rusdana
Ahmad Supriatna

Tata Cara Keanggotaan Muhammadiyah

Persyaratan Anggota :
  1. Warga Negara Indonesia beragama Islam
  2. Laki-laki atau perempuan berumur 17 tahun atau sudah menikah
  3. Menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah
  4. Bersedia mendukung dan melaksanakan usaha-usaha Muhammadiyah
  5. Mendaftarkan diri dan membayar uang pangkal.

Tatacara menjadi anggota diatur sebagai berikut :

  1. Mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pimpinan Pusat dengan mengisi formulir disertai kelengkapan syarat-syaratnya melalui Pimpinan Ranting atau Pimpinan amal usaha di tempat yang belum ada Ranting, kemudian diteruskan kepada Pimpinan Cabang. ( Formulir bisa di Download disni )
  2. Pimpinan Cabang meneruskan permintaan tersebut kepada Pimpinan Pusat dengan disertai pertimbangan.
  3. Pimpinan Cabang dapat memberi tanda anggota sementara kepada calon anggota, sebelum yang bersangkutan menerima kartu tanda anggota dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
  4. Pimpinan Pusat memberi kartu tanda anggota Muhammadiyah kepada calon anggota biasa yang telah disetujui melalui Pimpinan Cabang yang bersangkutan.
Untuk yang berada diwilayah kabupaten Karawang dapat menghubungi sekretariat PDM dengan contact person :
1. Wahyono : 085780140302
2. Enda Rahmat : 08159485682

Sejarah Berdirinya Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan .

Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.

Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.

Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa.

Disamping memberikan kegiatan kepada laki-laki, pengajian kepada ibu-ibu dan anak-anak, beliau juga mendirikan sekolah-sekolah. Tahun 1913 sampai tahun 1918 beliau telah mendirikan sekolah dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan Hooge School Muhammadiyah ialah sekolah lanjutan. Tahun 1921 diganti namnaya menjadi Kweek School Muhammadiyah, tahun 1923, dipecah menjadi dua, laki-laki sendiri perempuan sendiri, dan akhirnya pada tahun 1930 namnaya dirubah menjadi Mu`allimin dan Mu`allimat.
Muhammadiyah mendirikan organisasi untuk kaum perempuan dengan Nama 'Aisyiyah yang disitulah Istri KH. A. Dahlan, Nyi Walidah Ahmad Dahlan berperan serta aktif dan sempat juga menjadi pemimpinnya.

KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan.

Muhammadiyah dan Dialog Pemikiran

Kalau DR. Muhadjir, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang menyatakan ada tiga ordo atau elemen dalam Muhammadiyah yang terdiri dari agamawan (ulama), intelektual (cendekiawan), dan pelayan yang ketiganya harus saling bersinergis agar tercipta Muhammadiyah yang kuat, solid, dan bermanfaat maka saya menambah satu ordo lagi yang juga sangat berperan dalam Muhammadiyah.

Menurut pengamatan saya, ordo ini tidak termasuk dalam jenis pertama, kedua, maupun ketiga, secara mutlak, tetapi, masuk di antara ketiga-tiganya secara parsial. Ordo ini sebenarnya sudah menjadi khas Muhammadiyah, yaitu ordo penggembira. Dalam Muhammadiyah faksi yang bisa dibilang terbesar adalah faksi penggembira ini. Hanya saja akhir-akhir ini kalau diamati, penggembira yang bahasa arabnya basyîran-mubasysyir, mulai agak bergeser menjadi nadziran, munadzir, yang kadangkala sering tidak menyampaikan tabsyîr, tapi sebaliknya.

Terkait dengan acara ini, terus terang sangat mendukung dan menyukai kegiatan seperti ini. Saya pribadi pernah menggagas dan menyampaikan pada kawan-kawan lain agar segera melakukannya. Walaupun tidak terlalu keren seperti mengunakan istilah Muktamar Pemikiran ataupun Kolokium, tapi hanya sekedar dialog pemikiran yang menyertakan berbagai kalangan pemikir Muhammadiyah dari berbagai madzhab pemikiran.

Kegiatan seperti dialog pemikiran ini perlu untuk dilakukan karena para pemikir Muhammadiyah itu memang sudah beragam. Baik karena pengaruh almamater maupun pengaruh tempat tinggal, daerah, dan lokalitas. Paling tidak, ada dua madzhab besar yang kemudian memunculkan sejumlah labelisasi yang diberikan. Sebelah sana liberal, sebelah sini radikal; konservatif. Istilah-istilah itu setidaknya muncul saat dan setelah Muktamar Muhammadiyah di Malang.

Kalau hal itu bisa dilihat secara santai hal itu dapat dianggap sebagai sebuah proses terapi, tetapi kalau diseriusi hal itu dapat menyedihkan. Menyedihkan kalau interaksi di antara keduanya lebih menampilkan sebagai dialektika pemikiran daripada dialog-dialog pemikiran, karena akan lebih tampil menjauh daripada saling mendekat. Hal ini bila dibiarkan akan menjadi kontraproduktif. Oleh karena itu diperlukan adanya upaya dialog. Sudah cukup lama ide itu belum sempat terlaksana, tetapi alhamdulillah pada hari ini dapat terlaksana, dan saya kira istilah yang digunakan sekarang, Kolokium, tidak perlu menjadi masalah.

Kalau istilah acara ini harus mengalami perubahan dari Muktamar ke kolokium saya rasa ada yang positif di balik itu. Muktamar Muhammadiyah yang terakhir kita laksanakan itu di Malang dan juga di UMM, maka kalau ada Muktamar lagi di tempat yang sama nanti bisa dianggap sebagai Muktamar saingan. Nilai positif yang kedua, Muktamar Muhammadiyah kemarin yang hadir itu belum menyeluruh. Terbatas pada kelompok umat dari representasi daerah, tapi yang sekarang ini hadir juga perwakilan representasi mazhab pemikiran dan juga generasi.

Dari Istilah yang pernah ada, pilihannya hanya dua, kolokium atauhalaqah. Karena halaqah sudah dipakai NU, maka Muhammadiyah menggunakan kolokium saja. Muhammadiyah memang harus mengembangkan sesuatu yang bernuansa modern, jadi dalam bidang seni-budaya pun harusnya seni modern, jangan hanya kasidahan, marawis, tapi kalau bisa pop atau rock, tapi lebih bernuansa Islam.

Dalam konteks sekarang, kegiatan seperti ini merupakan kebutuhan yang sangat mendesak untuk dilkukan. Gejala dialektika pemikiran yang berpotensi saling menjauhkan itu harus segera kita ubah menjadi gejala dialog pemikiran.

Ada semacam kerancuan alam pikiran di kalangan Muhammadiyah, bukan berarti organisasi belum membukukan dan membakukan yang seharusnya dibukukan atau dibakukan seperti Putusan Tarjih dan putusan-putusan strategis organisasi, tetapi itu lebih banyak meliputi aspek strategis gerakan.

Jadi masih ada semacam kerancuan, bahkan tidak hanya pada ambiguitas pemikiran, tapi juga absurditas pemikiran. Terutama dalam konteks ketika harus menyikapi dan memberikan respons pada tantangan baru, yang dalam hal ini ada ambiguitas, dan juga sampai pada nuansa absurditas pemikiran. Mengapa demikian, sebenarnya ini bukan merupakan suatu hal yang salah, tapi juga merupakan konsekuensi logis dari kedirian kita yang sejatinya membuka peluang bagi keragaman pemikiran itu sendiri.

Secara teologis, Muhammadiyah kadang-kadang menyebut diri sebagai gerakan yang secara teologis berada pada kategori salafiyah atau salafisme. Hal itu juga yang menjadi landasan KHA. Dahlan dalam pendirian Muhammadiyah, salah satu referensinya adalah Tafsir al-Manar dari Rasyid Ridla, tokoh salafiyah abad 20. Itupun juga ada referensi lain, dan pada bidang-bidang tertentu bersatu dengan gerakan Salafiyah. Tapi ketika muncul gerakan salafi sekarang ini, yaitu gerakan yang cara berpakaiannya harus memakai jubah, di atas matanya memakai celak, celananya di atas tumit, tata cara shalatnya berbeda, dan jumlah varianya juga banyak. Apakah Muhammadiyah bagian dari salafi yang seperti ini?

Ada lagi titik-titik kategoris salafi lain yang juga tampil di Indonesia, sehingga kita sadar bahwa varian Islam Indonesia itu sangat banyak. Ketika saya ditanya “Apa Muhammadiyah itu salafi?”, saya jawab: “Ya, Muhammadiyah salafi juga”. Ada lembaga luar negeri yang tidak mau bekerja sama dengan kita, kecuali di dalam berita acara ditulis bahwa Muhammadiyah adalah gerakan yang berpegang pada aqidah salafi, yaitu salafus-saleh. Saya juga bilang “Ya”, tapi mungkin kita sadari salafi-nya, yaitu salafi tengahan.

Tapi kalau mau jujur, saya lihat salah satu ajaran utama itu adalah ar-ruju’ ila Qur’an was-Sunnah Tetapi kegagalan kaum salafiyah, termasuk yang membawa bendera ar-ruju ila Qur’an was-Sunnah adalah kegagalan mereka dalam merumuskan metodologi kembali pada al-Qur’an dan Sunnah, jadi kuncinya adalah kaifa narja’, yakni pada kerangka kaifiyah. Ini saya lihat, termasuk Muhammadiyah juga belum berhasil. Mungkin kita tidak pernah berfikir untuk merumuskan kerangka metodologi dan kerangka epistemologis untuk kembali pada al-Qur’an dan Sunnah. Dalam putusan tarjih ada tambahan; was-Sunah al-Maqbulah. Jadi Muhammadiyah ini bukan inkarus-Sunnah dan bukan inkarul-Qu’ran, tetapi merujuk pada al-Qur’an, dan as-Sunnah Maqbulah. Cuma di situ belum selesai. Sekarang Majelis Tarjih kita mempunyai tugas besar untuk merumuskan kaifa narja’ ila-Qur’an was-Sunnah, tapi pada tingkat metodologi dan epistemologi.

--------

Naskah asli : Prof. DR. M. Din Syamsuddin

Naskah ini dikutip dari pidato yang disampaikan dalam acara Pembukaan Kolokium Nasional Pemikiran Islam yang diadakan oleh al-Ma’un Institute Jakarta dan Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) Universitas Muhammadiyah Malang di Kampus UMM 11-13 Pebruari 2008

Pernah dimuat di Majalah Suara Muhammadiyah

Selasa, 13 Oktober 2009

Dokter Spesialis Muhammadiyah Jogja, Buka Layanan di Maninjau

Padang – Rabu (7/10/2009), sepuluh anggota tim terdiri dari dokter spesialis anestesi, dokter spesialis bedah, dokter umum, paramedis dan farmasis hari ini mulai buka layanan di Maninjau, Kabupatena Agam, Sumatera Barat. Tim ini hanya sempat beristirahat dua jam setelah mendarat di Bandar Udara Internasional Minangkabau dan berkoordinasi di Posko Induk, Masjid Taqwa Muhammadiyah, Jl Bunda Kandung no. 1, Kota Padang.

Kondisi maninjau sendiri dilaporkan oleh tim asesment posko Muhammadiyah memerlukan bantuan secepatnya. Di Maninjau di daerah Malala, IV Nagari dan Tanjung Sani yang merupakan daerah basis Muhammadiyah jumlah korban yang dilayani posko Muhammadiyah berjumlah hingga seribu orang lebih.

Menurut, Indra, salah satu anggota tim yang sebelumnya turun juga di Gempa Tasikmalaya, tim ini terdiri dari paramedis yang berasal dari RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Bantul. “Salah satu dokter malah berasal dari Lamonga, dia tidak sabar ingin turun di Sumbar,” ungkap Indra menerangkan keikutsertaan dokter Corona Rintawan yang merupakan dokter RS Muhammadiyah Lamongan, Jawa Timur.(mac)

Sumber : www.muhammadiya.or.id

Ahad, 13 September 2009 - Session 3 yang merupakan session terakhir Dialog Senja Ramadhan telah berlangsung di Gedung Dakwah Muhammadiyah Karawang. "Aku Bermimpi Tuhan Mewujudkan" merupakan tema yang diangkat dengan nara sumber Drs.Bambang Setiawan, NLP Trainer. Dalam dialog tersebut, peserta di beri pembekalan motivasi diri dan tips-tips strategi survive dalam hidup.

Resume materi :
Manusia memiliki beberapa kecenderungan hidup :
1. Menginginkan yang terbaik dalam pilihannya
2. Berkecukupan secara finansial
3. Hidup bahagia dimasa tua

Konon kita masih bisa hidup tanpa makan dan minum sehari, dua hari, tiga hari. Perut lapar masih bisa ditahan, kerongkongan dahaga masih bisa di tahan, beberapa hari bahkan mungkin beberapa minggu. Tapi, kita tak mampu 'hidup' sejam saja tapa sebuah 'mimpi' yang menyelimuti fikiran kita. Mimpi dalam konotasi berarti harapan, keinginan, cita-cita dihari mendatang, sejam kemudian, seminggu kemudian, sebulan kemudian, setahun kemudian, maupun pada limit terpanjang sebagai mimpi masa depan.

Seorang pemimpi menjadikan mimpi-mimpinya sebagai stimulan yang akan mendorong mainset berfikirnya untuk melahirkan energi-energi positif yang mengikis ketidakpercayadirian, keraguan, dan ketakutan pada kegagalan. Bahwa yang terpenting adalah kesiapan untuk mencoba sebelum fikiran negatif itu bersemayam meleburkan keyakinan akan kesuksesan.

Pada acara tersebut, nara sumber juga sempat melakukan simulasi-simulasi kecil berkenaan dengan pengaruh energi positif dari cara berfikir optimis yang ditimbulkan pada sebuah aksi dan hasil. Keyakinan selalu menghasilkan hasil yang terbaik, betapapun masih jauh dari limit target.

Sebagai seorang muslim, dalam setiap keinginan, harapan, cita-cita sejatinya dijadikan sebagai penggerak keta'atan pada titah Tuhan. Karena tak ada kehendak yang akan terjadi dialam raya ini selain kehendak-Nya. Setiap mimpi yang terwujud pada hakekatnya merupakan perwujudan kecintaan Tuhan kepada sang pemimpi untuk mewujudkan mimpinya itu. Sehingga, sikap terbaik sebagai seorang pemimpi adala berikhtiar semaksimal mungkin seolah tanpa ikhtiar terbaik itu tak pernah tercipta kesuksesan, dan iringi ikhtiar dengan pemasrahan secata totalitas pada Tuhan untuk menghadirkan hasilnya. Karena dialah yang lebih memahami apa yang terbaik pada setiap mimpi-mimpi kita.

"Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu" ( Andrea Hirata )

Resume Event : Diskusi "Desakralisasi Alqur'an dalam Konteks Kerukunan Umat Beragama"

Dipekan terakhir Ramadhan, 13 September 2009 , di Gedung Dakwah MuhammadiyahPimpinan Daera h Muhammadiyah Karawang menyelenggarakan Pengajian Ramadhan dengan tema : “Desakralisasi Alqur’an dalam Konteks Kerukunan Umat Beragama” . Bertindak sebagai nara sumber dalam acara tersebut, DR.Adian Husaini, MA ( Majelis Tabligg PP.Muhammadiyah ). Acara tersebut dihadiri oleh seluruh pengurus dan simpatisan Muhammadiyah se-Kab.Karawang diberbagai level pimpinan.

Acara yang di rancang oleh Angkatan Muda Muhamamdiyah ini merupakan rangkaian terakhir agenda Ramadhan 1430 H setelah sebelumnya diselenggarakan acara serupa dan acara lain selama bulan Ramadhan.

Dalam sambutannya, ketua PD.Muhammadiyah Karawang, Ir.Riesza Affiat, MM menegaskan bahwa, “ Sengaja kami mengangkat tema ini sebagai pencerahan atas kegelisahan umat berkenaan dengan kekerasan, ketidakmanusiwian, dan pemaksaan-pemaksaan yang dilakukan oleh kelompok tertentu dengan dalih dalam upaya perwujudan kerukunan umat beragama. Bagaimana Islam melalui kitab mulianya Alqur’an menjawab dan menginterpertasikan fenomena tersebut, mudah-mudahan pengajian ini bisa menjadi ajang dialog pemikiran kita semuatuturnya.

Resume Materi :

Alqur
’an sebagai kitab suci yang sempurna, tidak bisa disamakan dengan kitab suci-kitab suci lain. Alqur’an memiliki banyak kemuliaan yang bisa di identifikasi melalui indikator berikut :
  • Tidak termanipulasi oleh rekayasa tangan manusia
  • Memiliki ayat-ayat yang menghormati akal fikiran untuk memahami hukum alam
  • Tidak membedakan ras, golongan, bangsa, bahasakarena Alqur’an dimanapun berada, tetap berbahasa Arab.
  • Eksistensinya langsung mendapat penempatan dan penjagaan khusus di laul Mahfudz, sehingga Alrqur’an tidak terdistorsi oleh sejarah.
Dalam perkembangannya, muncul kontoversi berkepanjangan berkenaan dengan pentafsiran ayat Alqur’an. Ada banyak kelompok yang mentafsirkan Alqur’an sesuai dengan pemahaman dangkal yang dipaksanakan. Sebagai contoh, penterjemahan Alqur’an yang nyeleneh akan menimbulan dampak liberalisme dengan membebaskan cara berfikir tanpa membatasi pada ruang-ruang metodologi yang benar dalam mentafsirkan Alqur’an. Nara sumber memberiakn contoh-contoh pentafsiran kontoversial dari beberapa tokoh Islam :
  • Kesetaraan gender, yang membolehkan imam wanita dan mamumnya laki-laki
  • Pernikahan lintas agama, yang membolehkan wanita muslimah menikah denganlaki-lakimuslim.
  • Menyamakan kebenaran dan kesempuraan Islam dengan agama-agama lain. Inilahkemudian yang menjadi pemicu munculnya upaya-upaya menciptakankerukunanumatberagama yang menghalalkan peleburan aqidah.
Liberalisme Islam memang berkembang sangat pesat di Indonesia. Karena dogma-dogma liberal banyak dilancarkan oleh tokoh maupun akademisi berlatar belakang berpendidikan Islam dan mengajar di perguruan tinggi Islam.

Semua permasalahan mesti dikembalikan pada pentafsiran alqur’an yang benar dengan metodologi yang benar pula. Sebagian kelompok berpendapat, seorang mufasir pun manusia yang memiliki keterbatasan berfikir sesuai dengan kadar kemampuannya pasti sedikit banyak memiliki celah kelemahan, tapi mesti difahami bahwa batas maksimal keyakinan manusia dapat tercapai oleh semua manusia, yang biasa kita sebut Haqqul Yakin, sebuah keyakinan yang tidak terdistorsi oleh kepentingan hawa nafsu, kebutuhan kelompok, dan pemaksaan pembenaran logika.

Kamis, 08 Oktober 2009

Introduce

Blog ini di bangun sebagai media komunikasi lintas pimpinan dan simpatisan dalam mensosialisasikan informasi terbaru berkaitan dengan kegiatan, program, dan informasi lain untuk mendukung sinergisitas gerakan persyarikatan. Mudah-mudahan bermanfaat